Tentangmu.. akan ku utarakan lewat pagi,lewat siang, lewat malam. Biarlah..
cukup mereka yang tahu tentang rasaku. Memang
hanya sedikit yang ku tahu tentangmu.. tapi, yang ku tahu, hal yang sedikit itu
akan membuatku selalu mengagumimu. Terulah mengadu tentangnya pada malam.
Akupun melakukan hal yang sama. Ku adukan semua rasaku tentangmu. Aku terus
saja memikirkanmu.
Ternyta tidak mudah mengabadikan rasa ini lewat kata.
Mungkin karena hanya lewat kata. Memikirkanmu dan ku tahu sesuatu telah terjadi
pada hatiku. –catatan jasmine
***
Kalau belum deket kayaknya pendiem. Tapi sepengetahuan aku, dia
asik kalau ngobrol sama temen-temennya. Dia gak ngerti bahasa sunda, pinter
matematika, suka hal-hal yang ekstrim.
***
Dia adalah Jonathan, kakak kelas ku, pemuda pemdiam yang
aneh. tapi justru selalu membuaku selalu saja ingin memandangi siluetnya. Ya
untuk saat ini cukup itu saja, tidak kurang, tidak lebih.
Hampir setiap jam istirahat aku mendapati kak Jo berada disana.
Duduk di depan ruang kelasnya. Sendirian, kadang membaca, kadang mendegarkan
music. Namun yang sering ia lakukan adalah tidak ada. Hanya melamun. Menatap
kosong ke depan.
Ketika yang di lakukan Kak Jo hanya itu-itu saja, maka aku pun
sama. Memandanginya dari depan ruang kelasku. Menatap lekat-lekat bagaimana air
muka wajahnya. Namun, tak pernah ku dapati ekspresi lain di sana. Datar saja
hanya ketampanan yang kentara. Diam-diam aku mengaguminya.
Hampir beberapa pekan aku selalu mencuri pandang ke arahnya.
Sembari menumpuk bata-bata rasa kagum yang semakin hari semakin tinggi di
hatiku. Dan selama itu pula aku tak pernah tertangkap basah olehnya. Mungkin,
ia terlalu serius membaca buku, terlalu serius mendengarkan music, atau bahkan
lamunannya. Sehingga ia tak menyadari, ada sepasang mata yang tak pernah
sedetikpun berhenti mengintainya. Atau bisa jadi, ia berpura-pura tak
mengetahui. Ia sama sekali tak peduli.
Sebagian dari teman-temanku selalu mengolok-olok, sebagian lagi
sering menegurku untuk berhenti melakukan hal yang –bagiku menyenangkan ini.
Mereka mengatakan semua yang ku lakukan tidak ada gunanya. Hanya sia-sia. Lebih
baik aku datang menghampirinya. Bertanya siapa namanya –walau sebenarnya aku
sudah hafal itu diluar batok kepala- bertanya apakah gerangan yang
dilakukannya. Hingga menawarkan seteguk air mineral. Tapi penolakan yang selalu
ku berikan. Tidak. Bukankah aku hanya ingin memandanginya dari kejauhan ? itu
saja. Maka, biarkanlah aku mengaguminya dari jarak beberapa meter darinya.
Karena itu saja, sudah cukup membuaku bahagia.
*
Kepada gerimis yang menyapa pagi
Dengarkanlah aku berbagi ini tentang dia
Dan bagaimna aku menyimpan rasa
Di balik sayap dara-dara
Kepada gerimis yang mencumbui pagi
Maknai baris cerita ini
Masih tentang dia
Dan aku yang menangis letih
dalam tumpukan pecahan hati
Kepada gerimis yang berkelakar dengan pagi
Simpan kisah ini sendiri
Semuanya tentang dia.
Dan aku yang ragu menyentuh dengan jemari sejuta rindu
Kepada gerimis
Aku masih memendamnya
Di pucuk kalbu, di lembah hati
Tempat segalanya ku nanti
Kepada gerimis -David
*
Dan hari itu, ketika tak sengaja aku bertemu dengan
Kak Jo di koridor yang sepi, aku mendapatkan rasa bahagia yang melebihi kuota.
Tatkala pemuda yang masih mempertahankan ekspresi datarnya itu, menahan
langkahku. Ia menohok manic mataku. Mata yang selalu ku gunakan unuk menelan
bulat-bulat tiap inci lekuk wajahnya. Ia berdehem pelan.
Aku terdiam, entah apa yang harus ku katakan. Aku tak
pernah mempersiapkan barisan kata indah untuknya. Bukankah sudah ku tegaskan,
aku hanya ingin memandanginya. Bukan berbicara padanya. Aku medesah samar.
Dan ternyata Kak Jo selain pemuda yang pendiam, ia
juga adalah pemuda yang penuh kejutan. Ia mengucapkan apa yang tak pernah ku
prediksikan. Ia mengatakan ‘terimakasih’ dengan suara baritone yang
menyenangkan. Kata dan suaranya membuatku terhenyak.
Maka, aku hanya bisa melongo setelahnya. Bahkan
ketika Kak Jo menyimpul seulas senyum, senyum yang selalu ku eluh-eluhkan,
senyum yang selalu berhasil membuatku bersemangat, senyum yang sampai kapanpun
tak akan jadi milikku, namun kali ini entah mimpi atau bukan ia tersenyum
dan melanjutkan ucapannya.
“terimakasih telah menemani lamunanku setiap hari. Itu sudah cukup membuatku bahagia.. Mei” lantas setelah itu , Kak Jo
melongos pergi. Meninggalkanku yang masih berdiri kaku.
Bahkan, untuk sekedar memutar tubuh dan menatapi
punggung pemuda itu pun, aku tidak bisa. Daya kejut yang di berikan Kak Jo dari
setiap kata yang diutarakan Kak Jo terlalu hebat. Sehingga, aku tak dapat
melakukan apa-apa. Bagaimana cara mengedipkan mata saja, aku tak bisa.
Kak Jo. Dia telah memberikan apa yang tak pernah ku
inginkan. Aku hanya ingin memandanginya. Itu saja. Namun kini, Kak Jo
menghadiahkan lebih untukku. Ia bukan hanya tak keberatan apabila aku
memandanginya. Ia juga senang ketika aku melakukan hal menyenangkan itu
untuknya. Dan bonus satu lagi, dia mengetahui namaku. Dia tidak keliru
memanggil namaku. Lidahnya fasih mengucap namaku. Semuanya cukup. Cukup membuatku bahagia.
***
Kak Jen, pertama tau, udah ada rasa
kagum. Gak tau kenapa. Tapi yang jelas aku suka cara kak Jen senyum. Tapi itu
baru ada rasa kagum, ngga lebih. Sekarang , rasa kagum itu udah berubah jadi
suka karena, aku udah lebih tau tentang kak jen, mungkin juga gara-gara ucapan
kalian semua.
Aku ngerasa, senyum kak jen buat aku
lebih semangat.~@risamei_ap
***selesai***
Setelah lama fakum dari tulis menulis
karena terhalang UKK akhirnya cerpen bulan ini keluar juga, dengan tema beside
on true story, dan kali ini temen aku @risamei_ap bersedia memberikan sepenggal
kisahnya heee :D
Oke risaaa ini cerpennya, gimana ?? maaf
ya kalau kependekan dan gak puas, tumben banget kemaren lagi ada mood buat
nulis, dan langsung kepikiran kamu mungkin karena lagi galau mup on dari
doraemon sama pelampiasan UKK *okeapahubungannya*
Maaf ya risaa kalau gak sesuai, ini
ceritanya aku kembangin sedikit, tapi semoga aja jadi beneran ya ? hehe. But
well makasih udah mau baca :D saran dan komentarnya di tunggu !!
PS : Nama kak Jan aku ubah disini dari
Janice ke Jonathan, Janice kedengeran kayak nama cewe hehehe, terus buat Mei
itu masih nama Risa diambil dari kata Meisandy :D
Salam selalu
@shyfanf