Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath Happy Birthday tickers

Senin, 18 Juni 2012

cukup bahagia (cerpen)



Tentangmu.. akan ku utarakan lewat pagi,lewat siang, lewat malam. Biarlah.. cukup mereka yang tahu tentang rasaku. Memang hanya sedikit yang ku tahu tentangmu.. tapi, yang ku tahu, hal yang sedikit itu akan membuatku selalu mengagumimu. Terulah mengadu tentangnya pada malam. Akupun melakukan hal yang sama. Ku adukan semua rasaku tentangmu. Aku terus saja memikirkanmu.
Ternyta tidak mudah mengabadikan rasa ini lewat kata. Mungkin karena hanya lewat kata. Memikirkanmu dan ku tahu sesuatu telah terjadi pada hatiku. –catatan jasmine
***
Kalau belum deket kayaknya pendiem. Tapi sepengetahuan aku, dia asik kalau ngobrol sama temen-temennya. Dia gak ngerti bahasa sunda, pinter matematika, suka hal-hal yang ekstrim.
***
Dia adalah Jonathan, kakak kelas ku,  pemuda pemdiam yang aneh. tapi justru selalu membuaku selalu saja ingin memandangi siluetnya. Ya untuk saat ini cukup itu saja, tidak kurang, tidak lebih.
Hampir setiap jam istirahat aku mendapati kak Jo berada disana. Duduk di depan ruang kelasnya. Sendirian, kadang membaca, kadang mendegarkan music. Namun yang sering ia lakukan adalah tidak ada. Hanya melamun. Menatap kosong ke depan.
Ketika yang di lakukan Kak Jo hanya itu-itu saja, maka aku pun sama. Memandanginya dari depan ruang kelasku. Menatap lekat-lekat bagaimana air muka wajahnya. Namun, tak pernah ku dapati ekspresi lain di sana. Datar saja hanya ketampanan yang kentara. Diam-diam aku mengaguminya.
Hampir beberapa pekan aku selalu mencuri pandang ke arahnya. Sembari menumpuk bata-bata rasa kagum yang semakin hari semakin tinggi di hatiku. Dan selama itu pula aku tak pernah tertangkap basah olehnya. Mungkin, ia terlalu serius membaca buku, terlalu serius mendengarkan music, atau bahkan lamunannya. Sehingga ia tak menyadari, ada sepasang mata yang tak pernah sedetikpun berhenti mengintainya. Atau bisa jadi, ia berpura-pura tak mengetahui. Ia sama sekali tak peduli.
Sebagian dari teman-temanku selalu mengolok-olok, sebagian lagi sering menegurku untuk berhenti melakukan hal yang –bagiku menyenangkan ini. Mereka mengatakan semua yang ku lakukan tidak ada gunanya. Hanya sia-sia. Lebih baik aku datang menghampirinya. Bertanya siapa namanya –walau sebenarnya aku sudah hafal itu diluar batok kepala- bertanya apakah gerangan yang dilakukannya. Hingga menawarkan seteguk air mineral. Tapi penolakan yang selalu ku berikan. Tidak. Bukankah aku hanya ingin memandanginya dari kejauhan ? itu saja. Maka, biarkanlah aku mengaguminya dari jarak beberapa meter darinya. Karena itu saja, sudah cukup membuaku bahagia.
*
Kepada gerimis yang menyapa pagi
Dengarkanlah aku berbagi ini tentang dia
Dan bagaimna aku menyimpan rasa
Di balik sayap dara-dara

Kepada gerimis yang mencumbui pagi
Maknai baris cerita ini
Masih tentang dia
Dan aku yang menangis letih
dalam tumpukan pecahan hati

Kepada gerimis yang berkelakar dengan pagi
Simpan kisah ini sendiri
Semuanya tentang dia.
Dan aku yang ragu menyentuh dengan jemari sejuta rindu

Kepada gerimis
Aku masih memendamnya
Di pucuk kalbu, di lembah hati
Tempat segalanya ku nanti

Kepada gerimis -David
*
Dan hari itu, ketika tak sengaja aku bertemu dengan Kak Jo di koridor yang sepi, aku mendapatkan rasa bahagia yang melebihi kuota. Tatkala pemuda yang masih mempertahankan ekspresi datarnya itu, menahan langkahku. Ia menohok manic mataku. Mata yang selalu ku gunakan unuk menelan bulat-bulat tiap inci lekuk wajahnya. Ia berdehem pelan.
Aku terdiam, entah apa yang harus ku katakan. Aku tak pernah mempersiapkan barisan kata indah untuknya. Bukankah sudah ku tegaskan, aku hanya ingin memandanginya. Bukan berbicara padanya. Aku medesah samar.
Dan ternyata Kak Jo selain pemuda yang pendiam, ia juga adalah pemuda yang penuh kejutan. Ia mengucapkan apa yang tak pernah ku prediksikan. Ia mengatakan ‘terimakasih’ dengan suara baritone yang menyenangkan. Kata dan suaranya membuatku terhenyak.
Maka, aku hanya bisa melongo setelahnya. Bahkan ketika Kak Jo menyimpul seulas senyum, senyum yang selalu ku eluh-eluhkan, senyum yang selalu berhasil membuatku bersemangat, senyum yang sampai kapanpun tak akan jadi milikku,  namun kali ini entah mimpi atau bukan ia tersenyum dan melanjutkan ucapannya.
“terimakasih telah menemani lamunanku setiap hari. Itu sudah cukup membuatku bahagia.. Mei” lantas setelah itu , Kak Jo melongos pergi. Meninggalkanku yang masih berdiri kaku.
Bahkan, untuk sekedar memutar tubuh dan menatapi punggung pemuda itu pun, aku tidak bisa. Daya kejut yang di berikan Kak Jo dari setiap kata yang diutarakan Kak Jo terlalu hebat. Sehingga, aku tak dapat melakukan apa-apa. Bagaimana cara mengedipkan mata saja, aku tak bisa.
Kak Jo. Dia telah memberikan apa yang tak pernah ku inginkan. Aku hanya ingin memandanginya. Itu saja. Namun kini, Kak Jo menghadiahkan lebih untukku. Ia bukan hanya tak keberatan apabila aku memandanginya. Ia juga senang ketika aku melakukan hal menyenangkan itu untuknya. Dan bonus satu lagi, dia mengetahui namaku. Dia tidak keliru memanggil namaku. Lidahnya fasih mengucap namaku. Semuanya cukup. Cukup membuatku bahagia.
***
Kak Jen, pertama tau, udah ada rasa kagum. Gak tau kenapa. Tapi yang jelas aku suka cara kak Jen senyum. Tapi itu baru ada rasa kagum, ngga lebih. Sekarang , rasa kagum itu udah berubah jadi suka karena, aku udah lebih tau tentang kak jen, mungkin juga gara-gara ucapan kalian semua.
Aku ngerasa, senyum kak jen buat aku lebih semangat.~@risamei_ap
***selesai***
Setelah lama fakum dari tulis menulis karena terhalang UKK akhirnya cerpen bulan ini keluar juga, dengan tema beside on true story, dan kali ini temen aku @risamei_ap bersedia memberikan sepenggal kisahnya heee :D
Oke risaaa ini cerpennya, gimana ?? maaf ya kalau kependekan dan gak puas, tumben banget kemaren lagi ada mood buat nulis, dan langsung kepikiran kamu mungkin karena lagi galau mup on dari doraemon sama pelampiasan UKK *okeapahubungannya*
Maaf ya risaa kalau gak sesuai, ini ceritanya aku kembangin sedikit, tapi semoga aja jadi beneran ya ? hehe. But well makasih udah mau baca :D saran dan komentarnya di tunggu !!
PS : Nama kak Jan aku ubah disini dari Janice ke Jonathan, Janice kedengeran kayak nama cewe hehehe, terus buat Mei itu masih nama Risa diambil dari kata Meisandy :D

Salam selalu
@shyfanf



2 komentar:

  1. Keren!!! Eh btw, itu kata2 si kak jennya beneran? dia beneran bilang gitu ke risa? :o

    BalasHapus