Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath Happy Birthday tickers

Selasa, 24 Januari 2012

Payung Lembayung Senja


Payung Lembayung Senja
PROLOG
Kaki-kaki mungil itu terus saja bergerak, berlari, menginjak pasir-pasir putih hingga menutupi sebagian tumitnya. Tertawa lagi. Saat salah satu dari mereka menyentuh deburan ombak senja hari. burung-burung camar telah kembali ke timur sembari membawa beberapa makanan untuk anak-anak mereka, sementara beberapa nelayan mulai menaiki perahunya siap mendayung mencari penghuni lautan.Niur-niur hijau melambai-lambai, menandakan agar kaki-kaki kecil itu segera kembali kerumah, mentari terus saja mengeluh lelah, sesegera meminta sang rembulan menemani bumi.
“indah ya..” seru seorang dari salah satu kaki kecil itu yang kini tengah menelentangkan kedua kakinya sambil menyuguhkan senyuman hangat dengan deretan gigi susunya. Disisinya bocah lain tengah duduk , kedua lengannya memeluk lutut, ia menatap bocah itu sebentar lalu mengangguk ikut tersenyum juga.
Mereka berdua kembali menatap mentari yang tengah kembali keperaduan, menimbulkan semburat orange dengan perpaduan pantulan air laut keemasan. Diikuti dengan kedua jemari bocah itu yang kini saling bertautan.
Disinilah, dimulai sesuatu yang tak akan mereka mengerti. Getaran-getaran yang mulai menggelitik hati, di bawah naungannya,
Payung lembayung senja.

*
Sivia
Hari ini panas sekali, sepertinya benda bulat kuning besar itu sangat semangat menyinari bumi, lihatlah betapa teriknya ia menyentuh kulit putih mulusku.
Oke stop mengeluh Sivia, berkonsentrasilah dan jangan lengah, aku tak ingin kalah tanding basket lagi dengan pemuda cungkring ini, Gabriel. Sahabatku.
Slup ! masuk !! aku menatap bola basket itu puas, setelah gerakkan mendribel tadi.
“lihat ! masuk lagi , lo bakal tetep kalah dari gue yel !” ucapku sambil menyeka keringat dengan baju basketku yang telah basah oleh sisa ekresi metabolisme tubuhku. Kulihat Gabriel terkekeh, ia melepar sebotol air mineral yang di tangkap mulus olehku.
“heuh itu Cuma kebetulan, gue lagi capek aja” ujarnya sambil tertawa renyah. Aku mendengus lalu ikut duduk bersama Gabriel di bangku kayu itu.
Kami teridam untuk beberapa saat, tiba-tiba handphone ku berkedip, ada satu pesan singkat yang masuk sedetik kemudian aku tersenyum cerah.
*
Gabriel
Aku mengamati sivia yang tengah sibuk dengan ponselnya sesekali tersenyum lalu ia kembali memencet-mencet keypard ponselnya.
“sibuk banget..” ucapku berusaha mengalihkan perhatian sivia, ia menoleh lalu terkekeh geli.
“maklum guekan artis..” ucapnya jail, sambil memeletkan lidahnya, ah.. lihatlah ia selalu tampak lucu dengan posisi begitu, dan selalu berhasil mebuatku ingin menjawil pipi cubby-nya dengan cepat ku jawil pipi sivia, belum sempat ia mengomel aku sudah menempelkan salah satu jemariku di bibir mungilnya.
“orang cantik gak boleh ngomel” ujarku , sambil mengedipkan sebelah mata, membalas tingkah jail Sivia tadi.
Nampaknya gadis di hadapanku ini salah tingkah, ia mengangkat sebelah tangnnya untuk memukulku namun kalah cepat, aku segera bangkit lalu berlari menjauh, sivia berteriak kesal lalu mengikuti ku dari belakang, berusaha mengejar.
Bahagia itu..
Seperti ini, selalu bersamamu. Sesederhana itu.

“sivia !” panggil seseorang seketika aku memperlambat laju kakiku. Aku menengok melihat gadis chubby itu merubah arahnya menghampiri asal suara tadi. Aku mendengus, dasar mengganggu saja. Rutukku dalam hati.
“Sivianya gue bawa dulu ya yel” ujar pemuda yang tak lain adalah asal suara tadi, setelah menggenggam tangan Sivia ia melambaikan tangan. Aku membalas lambaian tangannya sambil tersenyum getir. Selalu seperti ini.

Dulu, sebelum waktu merampas pagi aku memiliki banyak masa denganmu.
Dulu, mengukirnya bersama langit semau kita, sekehendak kita.
Namun sekarang..
Detik yang ku punya terlalu singkat. Selalu singkat.
**tu bi continu**

Aaaaaaaa… gimana prolognya ?? jelek ? tentu saja hahaha saya –nyoba jadi- penulis –tentunya masih- amatiran mau coba buat cerbung kali aja bisa jadi novel *pede banget*
Makasi yang udah mau baca. , semoga Pak Ide dan Ibu Rajin baik sama saya dan cerbung ini dapat saya post dengan baik t(._.t)
Di tunggu saran nyaaa, karena itu ngeruh banget sama mood saya buat nerusin cerita ini. Makasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar